Pengertian Grafika adalah suatu teknik atau cara penyampaian
pesan, gagasan, informasi, pikiran, kesan perasaan melalui penggandaan dengan
cara dicetak dan disajikan kepada khalayak.
Grafika merupakan teknologi yang memungkinkan hasil
pikiran-pikiran tokoh ratusan bahkan ribuan tahun lalu sampai kepada kita
berupa hasil cetakan. Karena jasa grafika juga, maka segala urusan manusia
modern dipermudah atau sudah merupakan suatu mekanisme yang tidak mungkin
ditinggalkan sejak sebelum lahir sampai ke liang lahat.
Mulai dari bungkus korek api, ijazah, buku rapor, surat
kabar, majalah, buku pelajaran, koran, majalah, sertifikat, surat keterangan,
surat nikah, perangko, brosur, folder,
spanduk, company profile,
formulir, tiket, meterai, uang kertas, faktur, kuitansi, STNK, surat pajak,
KTP, paspor, dokumen perdagangan, peraturan, kemasan (kertas, karton, kaleng,
plastik, dll) sampai ke poster dan bentuk cetakan dengan ukuran besar,
surat-surat berharga yang dipergunakan pada bank-bank, dan sangat banyak jenis,
bentuk, jumlah barang cetakan di masyarakat.
Semua adalah hasil karya manusia yang hanya bisa diwujudkan
melalui teknologi grafika.
Industri grafika/ percetakan di Indonesia sampai saat ini
masih belum mampu menyetarakan diri dengan standar mutu industri grafika
internasional, khususnya Asia dan Australia. Akibatnya, industri grafika
Indonesia belum mampu berperan dalam menjawab tantangan pasar global. Dengan
kata lain belum "Go International" Salah satu penyebabnya karena
masih belum terpenuhinya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
Perubahan teknologi grafika terutama di pracetak sangat
revolusioner. Perubahan software maupun hardware hampir dalam hitungan bulan.
Teknologi desk top
publishing (DTP) yang belum lama berkembang, meluas ke computer to film, computer to plate, computer to press, dan print on demand.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, teknologi cetak
konvensional mulai bergeser ke arah digital
print.
Perkembangan teknologi dan pasar grafika yang terus berubah
cepat menjadikan para pelaku industri tersebut tertuntut harus bisa
menyesuaikannya. Faktor waktu memang menjadi daya tarik bagi industri grafika,
di samping juga tarif yang murah. Harga pokok produksi bisa ditekan dengan penggunaan
alat berteknologi terbaru. Kemajuan teknologi informasi sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan teknologi cetak mencetak, sehingga di mana
pun kita berada selalu menatap dan menggunakan barang cetakan.
Gambaran umum fungsi dan jenis barang cetakan yang demikian
banyak dan bervariasi menuntut industri grafika melengkapi peralatan yang
memadai dari kualitas dan kuantitasnya, serta kesiapan sumber daya manusianya
sebagai penentu keberhasilan produksi.
Kemajuan teknologi
informasi sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan teknologi cetak
mencetak, sehingga di mana pun kita berada selalu menatap dan menggunakan
barang cetakan, misalnya: uang, meterai, prangko, surat kabar, majalah, buku,
brosur, folder, poster, spanduk, company profile, formulir, ticket, kemasan
(kertas, karton, kaleng, plastik, dll) sampai pada surat-surat berharga yang
dipergunakan pada bank-bank, dan sangat banyak jenis, bentuk, jumlah barang
cetakan di masyarakat.
Semakin banyak jumlah
manusia, semakin meningkat sosial ekonomi, semakin tinggi pendidikan dan
kebudayaan suatu bangsa akan semakin banyak memerlukan barang cetakan sebagai
sarana komunikasi, alat pembayaran, sebagai pembungkus, dan fungsi-fungsi lain.
Perkembangan terakhir di
bidang teknologi produksi grafika sebagai usaha untuk melayani tuntutan pemesan
yang semakin cepat dan kritis adalah munculnya “ teknik cetak jarak jauh,
instant printing dan yang terakhir print on demand.”
Gambaran umum fungsi dan
jenis barang cetakan yang demikian banyak dan bervariasi menuntut industriawan
grafika melengkapi peralatan yang memadai dari kualitas dan kuantitasnya, serta
kesiapan sumber daya manusianya sebagai penentu keberhasilan produksi. Kondisi
demikian memberikan peluang yang sangat besar bagi insan grafika untuk berkiprah
mengisi lowongan dan tawaran yang sangat menjanjikan itu.
Sesuai dengan tujuan
pendidikan, ATG Trisakti mempersiapkan struktur program kurikulum yang telah
mengacu pada kebutuhan industri grafika walau tetap harus dibantu oleh
perusahaan grafika, penyalur alat/mesin sebagai akibat dari perkembangan
teknologi grafika. Penyusunan kurikulum tetap menggunakan pola baku, walaupun
akhir-akhir ini ada kebebasan untuk mengubah dan menyesuaikan dengan kebutuhan
industri. Dengan kebebasan menentukan kurikulum itu, maka ATG Trisakti segera
menyesuaikan kebutuhan di industri percetakan.